“Rajin latihan kok masih bisa sakit mas…?” Pertanyaan itu masih sering mampir ke telinga saya setiap saya beralasan untuk tidak menghadiri satu sesi acara tertentu.. Hemm, apapun sebab sebenarnya, apakah sekedar alasan atau memang benar-benar sakit, pernyataan bahwa saya sakit pernah saya hindari untuk saya ucapkan. DEMI GENGSI tentu saja…. Bagaimana Tidak ?... Olahraga pernafasan yang saya tekuni. sering dikaitkan dengan kesaktian, ataupun kehebatannya mengatasi segala macam penyakit… yang menurut saya sendiri, terlalu berlebih-lebihan ! Apalagi, track record latihan saya disanggar tempat saya berlatih, sungguh mengagumkan diri saya sendiri.
Saya pernah datang latihan ke sanggar, setiap hari, sehari sampai dua kali pula, yaitu sehabis subuh dan menjelang magrib…termasuk dibulan puasa !. Bukan..bukan sedang mengejar absent untuk memenuhi persyaratan kenaikan tingkat…sama sekali bukan. Saya waktu itu memang sudah tidak bisa berhenti, karena rasanya malah jadi tidak enak badan kalau porsi latihan dikurangi, apalagi sampai dihentikan. Saking “Maniak”nya, sampai-sampai, disebuah acara latihan bersama di Lembang-Bandung, para pembimbing menganugerahi saya hadiah dan gelar sebagai peserta terajin (bukan terbaik, tersehat, terkuat apalagi terdahsyat, tapi cukup terajin.. ha ha ha..), alasannya entah mereka bermaksud menyindir supaya saya tidak terlalu maniak atau memang ikut-ikutan kagum. Belakangan saya menyadari bahwa saya overtraining, sehingga secara bertahap saya kurangi porsi latihan-latihan saya.
Kembali ke cerita awal, bahwa dulu saya sering menghindari pernyataan sakit, hal itu membuat saya sering merasa tidak nyaman sendiri. Satu jawaban nyeleneh pernah disampaikan kawan saya yang sering juga menerima pertanyaan yang sama “Nabi saja yang ilmunya se jagad bisa sakit dan meninggal kok..apalagi kita..” katanya, serius banget. Waah.. kalau jawaban saya, tidak pernah se ekstrim itu ..paling saya bilang, “ …..ya memang, apalagi kalau saya tidak pernah latihan..mungkin saya sudah mati..!!!! (sambil urat leher ditarik, mata dilebar-lebarkan, alis agak diangkat, dan tangan menonjok….he he, ekstrim juga ya ?) .
Terlepas dari ekstrim atau tidak, kedua jawaban “ngarang” diatas ada betulnya juga, kenapa kita bisa sakit ? terlepas bahwa sakit adalah anugerah dan berhikmah yang tinggi bagi kita yang bersyukur, dan merupakan peringatan dari Yang Maha Agung agar kita selalu mempunyai waktu untuk melihat kembali ke dalam diri, selalu mengingat Nya, serta menyadari keterbatasan-keterbatasan diri kita…, Sakit adalah suatu bentuk protes tubuh atas masuknya tekanan yang kuat kedalam diri kita. Namun demikian, Tubuh kita memiliki mekanisme yang hebat untuk menyesuaikan diri atas seluruh tekanan yang dialaminya. Didalam diri tersimpan potensi penyembuhan, baik menyembuhkan penyakit fisik maupun batin. Latihan-latihan pernafasan, meditasi ataupun olahraga yang biasa dilakukan adalah sekedar metoda untuk dapat lebih mengenal setiap dimensi dalam diri sendiri, karena disinilah potensi penyembuhan tubuh dapat ditingkatkan. Jadi sekali lagi, latihan-latihan itu hanya alat bantu untuk memperkuat, mengoptimalkan potensi tubuh dalam mengatasi suatu penyakit…artinya, ya kita pasti bisa tetap sakit laah, hanya saja kekuatan penyembuhan dalam tubuh jadi bisa lebih baik… untuk mereka yang rajin berolahraga, Insya Allah proses penyembuhan penyakit bisa jauh lebih cepat daripada yang tidak pernah.
Sekarang, gengsi itu sudah saya buang… jadi saya selalu menjawab bahwa saya sedang sakit (kalau memang sakit, he he..). Dengan mantap saya bilang, bahwa sakit itu proses biasaaa saja.. ha ha… latihan adalah untuk mempercepat proses penyembuhannya…
…Tapi, tetap saja ada yang bilang…Aaah Allasaaann….
Salam