Reiki Tidak Mudah

Reiki Tidak Mudah…walaupun juga Tidak Sulit…. Paling tidak ini menurut pendapat dan pengalaman saya. Lho, padahal kan kita tinggal diselaraskan (attune) saja dengan energinya, langsung sudah bisa mengalirkan energi Reiki…

Syarat attunement juga gampang…tidak perlu menguasai jurus tendangan tanpa bayang, tidak harus tahan pukulan, tidak perlu puluhan tahun jadi pendekar dulu…

Tempat tidak harus dihutan, dikuburan, .... di rumah sendiri bisa, di hotel apalagi, walau rada mahal tapi kenyang & wangi ! aromanya lavender, bukan menyan !.

Tidak perlu niat dan konsentrasi berlebihan. Saat di selaraskan di rumah, bahkan banyak yang ingin suara televisi masih sayup terdengar.., katanya daripada hening sama sekali, malah bisa kesurupan ! (he he..Jadi, walau masih ada takut-takutnya pun masih bisa dapat ilmunya…..masih bisa Reiki…) bandingkan dengan usaha pendekar-pendekar jaman dulu kalau mau dapat ilmu…!

Pokoknya kita tinggal santai, merem, niat….paling lama 20 menit sudah bisa reiki… jadi apa masalahnya ? mungkin juga sih saya memper-rumit hal sepele..

Teman, Reiki memang dimulai justru setelah proses attunement selesai, bukan sebelumnya….Memang mudah mendapatkan Reiki.. Pertanyaannya justru.. bagaimana dengan kualitas energi nya ? bagaimana kita bisa menyalurkan energi secara optimal ? dan bagaimana kita bisa mempertahankan, bahkan makin meningkatkan kualitasnya ? …itulah tantangannya….!

Berarti bicara kualitas nih kita ? betul…kualitas dan konsistensi…! Kenapa dua hal ini saya anggap tidak mudah di Reiki (tidak juga sulit lho !) ? Ada beberapa pertimbangan sebagai berikut :

Praktisi Reiki dianjurkan dapat melakukan meditasi diam secara rutin,.. Sederhananya, meditasi dapat membantu menenangkan pikiran, membersihkan cakra dan jalur eterik tubuh, sehingga kualitas energi saat penyaluran menjadi lebih baik… Pelaksanaan meditasipun sebenarnya tinggal duduk diam, pikiran ditenangkan sampai gelombang otak melambat… lalu apa susahnya sih menurunkan gelombang otak ke alpha atau tetha ? hi hi hi… diam selama itu dengan posisi tubuh tidak berubah, seringnya bikin kita pegal dan malah melamun… dan, alih-alih ke tetha, malah jatuh ke delta sampai pagi…

“Pelajaran pertama” bermeditasi, menurut saya ya saat self healing setelah attunement itu. Self healing 21 hari berturut setelah attunement, selain diharapkan dapat membersihkan tubuh, juga menciptakan kebiasaan bermeditasi. Berapa orang dari kita yang menyelesaikan 21 hari itu secara lengkap dan menjadi rutin bermeditasi karenanya…? Padahal dilakukan dirumah sendiri lho.. bukan di goa selarong atau alas roban…

………………jadi, apakah tidak mudah ?

………………………….well…Tidak Sulit !!

Tidak seperti halnya pelatihan beladiri atau perkumpulan olahraga yang menyelenggarakan latihan bersama secara teratur (kira-kira seminggu 2 kali) untuk jangka panjang, workshop reiki biasanya amat pendek…program master saja rata-rata 3 hari, malah banyak yang lebih singkat ! Setelah workshop, jarang…atau malah sekali-sekali saja ada latihan bersama, tidak ada acara pembajaan, kenaikan tingkat, dll.

Lalu bagaimana mengukur kemajuannya ? Reiki sangat individual.. artinya, kita sendiri yang bisa memonitor kemajuan diri sendiri (itupun sulit dilakukan, terutama kalau tidak peka.., jadi ukurannya agak subjective). Orang lain bisa merasakan kemajuan kita…wah..bisa ya, bisa juga tidak… karena kesembuhan pengobatan Reiki juga berbeda efeknya terhadap seseorang dengan kasus atau penyakit yang sama dengan orang yang lainnya. Sensasi yang dirasakan juga berbeda-beda, tergantung kondisi tubuh dan kepekaan pasien.

Jadi, karena program latihan yang kadang tidak jelas, dan hasil latihan yang juga sulit diukur, dibutuhkan kedisiplinan diri dan keyakinan yang kuat untuk merancang program meditasi dan latihan secara mandiri. Merancang program mudah sekali… bagaimana pelaksanaannya ?

……………….tidak mudah ?

……………………….Tidak Sulit Kok !!


Penguasaan Reiki membutuhkan komitmen untuk melakukan meditasi secara rutin dan meluangkan waktu untuk berlatih serta mencari kesempatan seluas-luasnya untuk mempraktekan atau menerapkan ilmu ini. Buat mereka yang mudah sungkan, mengulurkan tangan untuk membantu orang lain yang sakit/membutuhkan, adalah pekerjaan yang amatlah sulit ! kadang orang pun akan memandang curiga atas niat tulus kita.. kalau demikian, bagaimana caranya mencari ajang penerapan (baca : sasaran praktek) penyembuhan ? paling hanya kepada diri sendiri (self healing teruusss )… mari kita bertanya pada diri sendiri, apakah mudah kita membuang perasaan sungkan kita ?

ha ha…, sebenarnya self healing terus juga baik… tapi, semakin banyak kita memberi (pada orang lain), semakin banyak pula kita menerima, bukan ? jadi, ya harus tidak boleh sungkan kalau mau dapat kesempatan !

Selain ditujukan kepada diri sendiri (self healing), energi Reiki juga bisa diarahkan untuk menyegarkan tanaman, ataupun mengobati hewan.. malahan bisa dikirimkan untuk orang-orang yang membutuhkan di suasana sulit, seperti peperangan atau bencana alam. Mudahnya lagi, tinggal buka internet, ikut di Milis-milis Reiki tradisi apapun, pasti ada seseorang yang sedang sakit, membutuhkan bantuan pengiriman energi…

……………..tidak mudah ?

……………………tidak juga sulit ah.. !!

Nah sekarang kita bicara agak-agak tehnis.. Saat kita melakukan penyaluran energi, kita harus dalam kondisi rileks, tenang, sabar dan pasrah (kalau saya bilang, “full ikhlas ”, bukan sekedar pasrah yang cenderung “terserahlah.., energinya mau mengalir mau tidak..”).

Untuk rileks, dianjurkan pula sambil senyum, tapi itupun harus lihat-lihat keadaan, karena senyum-senyum terus juga bisa membuat pasien tersinggung, dikira tidak menghargai kondisinya.

Beda dengan ilmu-ilmu lain didunia persilatan, yang kalau sambil teriak dan ngotot, sinar energinya semakin besar memancar (lihat di film-film.. he he), Pengerahan reiki justru harus rileks, tenang dan santai… tidak usah diburu-buru. Kelihatannya mudah, tapi justru saaaangat tidak mudah dibandingkan kalau sambil teriak dan ngotot. Karena, pada dasarnya, secara “default-nya”, manusia dilahirkan untuk teriak dan ngotot itu, ha ha.. jadi kalau harus tenang dan sabar, latihannya justru harus mati-matian. Untuk bisa tenang, kursus nya pun mahal-mahal.. Untuk belajar salah satu metode relaksasi atau stress management saja, misalnya, bayarnya harus jutaan, bahkan ada sekolahnya sampai S3.
Kalau “ngotot sambil teriak”, apa ada sekolahnya ?

Saat kita menghadapi teman atau keluarga sendiri yang sakit, dan memerlukan pertolongan dengan segera, seringkali kita justru menjadi tidak mudah tenang, bahkan cenderung panik dibanding bila harus menolong orang lain. Apapun yang kita kerjakan jadi seperti serba salah… padahal semakin kita panik, energi yang keluarpun makin tidak optimal.

Selain panik melihat kondisi si pasien, seringkali kita juga terbebani bahwa kita harus sukses, dan berhasil menyembuhkan…kalau perlu secepat mungkin ! Kita merasa harus sukses, hal ini bisa karena terlalu khawatir dengan kondisi pasien, ataupun malah karena terlalu dibebani gengsi yang tinggi sebagai seseorang yang sudah dikenal memiliki ilmu Reiki… ha ha ha, apapun itu, percayalah aliran energinya justru makin tidak efektif. Sedangkan dokter pun, kadang juga tidak sukses, dan tidak pernah bisa menyembuhkan secara instant… seringkali, kita justru ingin serba ajaib…temple tangan, sepuluh menit kemudian sakit yang sudah 5 tahun diderita bisa langsung hilang… Ha ha…

Kita seringkali lupa, bahwa kita hanya sebagai saluran energi Nya.. jadi bila Dia belum mengijinkan si pasien untuk sembuh segera, kita tidak bisa mempercepat prosesnya. Begitupun sebaliknya, bila dikehendaki Nya, jangan kan 10 menit, baru ngobrol saja sudah hilang sakitnya…. Jadi kuncinya ? ya ikhlas tadi… ikhlas bahwa kita hanya sebagai lantaranNya, alatNya…sebagai alat, tentu saja kita tidak mengharap balas jasa ataupun pujian dari objek kita (pasien atau orang lain), melainkan pemeliharaan & berkah Nya selalu.

……………………So…Tidak mudah ?

…………………………Ya…tidak sulit Niih…!

Melihat kondisi saat ini, dimana mendapatkan ilmu Reiki relative mudah dan bisa dibilang murah (saat ini banyak para Master yang berbaik hati memberikan attunement secara gratis), timbul kecenderungan untuk justru menyepelekan atau menganggap remeh Reiki...”. Dapatnya mudah, dilupakannya juga gampang”… Perilaku seperti itu masih kuat tertanam di masyarakat. Padahal orang-orang yang pernah mendapat attunement, sebenarnya adalah merupakan orang-orang pilihan. Tuhan menghendaki mereka menjadi penyalur Energi Nya… karena justru jutaan orang lainnya tidak tahu dan tidak mau tahu (istilahnya tidak mendapat pencerahan he he..) tentang Reiki. Selain itu, banyak yang kesulitan mendapatkannya (tidak tahu harus pergi kemana, atau belajar dimana untuk mendapatkan Reiki)….

Nah……..

Setelah tahu bahwa Reiki itu tidak mudah, semoga teman-teman yang melihat bahwa sesuatu yang tidak mudah adalah yang sesuatu berharga tinggi, justru semakin berniat mempelajari dan makin rajin mengolahnya, karena makin yakin betapa berharganya Reiki…

Buat teman-teman yang justru mengutamakan dan memandang dari sisi, kepraktisan pun, pada tulisan ini harus tetap dapat melihat bahwa Reiki itu, walau tidak mudah… tapi sudah pasti tidaklah sulit……tetap praktis deeh…

Memang…….

Reiki menjadi Tidak mudah, bila kita berhenti pada kendala-kendala diatas… Tidak Sulit, bila kita tidak gampang berputus asa dan rajin melatih diri……

Selamat Berlatih !

- Salam -

Powered By Blogger

WeLCoMe....


SELAMAT DATANG ....
ANDA BERADA DI HALAMAN UTAMA DARI

" MY WONDERFUL WORLD ".

DARI HALAMAN UTAMA INI, ANDA DAPAT
MENG-AKSES TULISAN-TULISAN RINGAN
SAYA (CoRat- CorET) dan (Kata Hati)

ATAU TULISAN YANG INSPIRATIF TENTANG DUNIA MARKETING DAN MANAGEMENT (MarKetinG & ManAjeMeN Tips) SERTA PENDAPAT DARI PARA PAKAR ATAU PUBLIC FIGURE (BinTang TaMu) ,

SEDIKIT BANYAK TENTANG SAYA (Personal) DAN
HAL-HAL LAINNYA YANG MENARIK.

SALAM
Arief


Powered By Blogger